News

3 Jurus Ampuh Merancang Keuangan Sejahtera
Jakarta – Dalam merancang keuangan menuju fase sejahtera, setidaknya dibutuhkan 3 ‘jurus’ ampuh yang dilakukan secara bersamaan. Ketiga jurus tersebut terdiri dari asuransi jiwa, asuransi kesehatan, dan dana darurat.
Chief Marketing Officer PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Eveline Haumahu mengatakan, ketiga tameng perlindungan ini harus ada, sebagai jaminan bahwa langkah kita tak akan terhenti oleh kejadian tak diinginkan.
Pertama, asuransi jiwa. Ia menjelaskan, tidak semua orang membutuhkan asuransi jiwa. Namun, jika ada anggota keluarga yang akan terimbas secara ekonomi ketika Anda tidak lagi bersama mereka, maka Anda memerlukan perlindungan jiwa.
Sebaliknya, jika tidak ada yang bergantung pada Anda secara finansial, maka Anda tidak membutuhkan asuransi jiwa. Misalnya, jika Anda sudah memasuki usia pensiun dan semua anak Anda sudah bekerja serta tidak lagi bergantung pada pemberian Anda.
Menurutnya, asuransi jiwa berfungsi sebagai pengganti diri Anda sebagai pencari nafkah. Dengan memiliki uang pertanggungan yang cukup, rencana keluarga Anda seperti pendidikan anak-anak, rencana pensiun pasangan Anda tak musti terhenti seketika saat tiba waktunya Anda harus menutup mata.
Seberapa besarkah uang pertanggungan yang cukup atas diri Anda?
“Diri Anda punya nilai ekonomis. Hitung dulu berapa nilai ekonomis diri Anda,” katanya, dikutip Kamis, 13 Februari 2025.
“Caranya mudah. Penghasilan Anda per tahun dibagi 4 persen. Jadi kalau setahun penghasilan Anda Rp120 juta, maka nilai ekonomis diri Anda adalah Rp3 miliar. Nah sebesar itulah uang pertanggungan jiwa yang Anda perlukan,” bebernya.
Senjata kedua adalah asuransi kesehatan. Pernah Anda harus membayar biaya rumah sakit yang begitu besar, sehingga tabungan dan aset lainnya harus Anda relakan?
Pernah harus mengubah gaya hidup atau mengurangi mimpi keluarga dengan seketika? Kondisi tersebut menjadi alasan mengapa kita harus mengalihkan risiko pertanggungan kesehatan kita kepada perusahaan asuransi, baik BPJS maupun asuransi swasta.
Eveline mengatakan, sebaiknya membeli asuransi kesehatan sedini mungkin, jangan tunggu sakit. Sebab, kita tidak pernah tahu risiko kesehatan yang dimiliki, dan kapan akan memerlukan pertanggungan asuransi kesehatan karena besarnya biaya yang harus kita tanggung.
“Selain itu, dengan membuka polis asuransi kesehatan sejak masih muda dan sehat, kita akan menikmati perlindungan yang lebih lengkap, tanpa pengecualian-pengecualian dari beberapa penyakit yang sudah keburu kita derita ketika kita membuka polis di usia yang lebih tua,” jelasnya.
Senjata ketiga, yakni dana darurat. Ia menuturkan, selain risiko jiwa dan kesehatan, masih ada risiko-risiko lain yang dapat mempengaruhi keuangan kita secara drastis.
Kehilangan pekerjaan, kebutuhan mendadak dari anggota keluarga sampai bencana tak terduga, bisa mengubah nasib kita di tengah perjuangan hidup, dan secara tiba-tiba menguras harta kita.
“Pandemi COVID-19 mengajarkan bahwa kejadian darurat bisa berlangsung serentak di seluruh dunia, sehingga kita tak mungkin meminta tolong pada orang lain yang juga sedang mengalami krisis yang sama. Saya mencadangkan 12 kali pengeluaran bulanan sebagai dana darurat. Kenapa 12 kali? Asumsinya jika saya kehilangan pekerjaan, saya akan punya waktu 12 bulan untuk mencari pekerjaan baru, “ bebernya.
Ia menekankan, selain besarannya, yang perlu disikapi dari dana darurat adalah penyimpanannya. Dana darurat perlu penyimpanan yang likuid, mudah diakses, tapi sekaligus mampu tumbuh mengalahkan inflasi agar nilainya bertahan.
“Saya pilih kombinasi dari rekening tabungan bank dan reksadana pasar uang,” kata Eve.
“Dari 100 persen dana darurat, 10 persen-nya saya siagakan di rekening tabungan, untuk kejadian darurat yang benar-benar harus diselesaikan segera. 90 persen sisanya saya simpan di reksadana pasar uang yang tumbuh di kisaran 4-5 persen setahun, sehingga nilainya masih mengejar inflasi. Reksadana pasar uang ideal karena bisa dicairkan dalam waktu cukup cepat, rata-rata 1-4 hari kerja saja,” sambungnya.
Senjata Extra: Income Kedua
Memiliki penghasilan kedua bukan hanya berarti kaya lebih cepat, tetapi sekaligus punya pelampung lebih ketika risiko kehilangan pekerjaan mengancam.
Punya penghasilan kedua juga tak berarti harus bekerja 2 kali lebih keras, atau menghabiskan waktu 2 kali lebih banyak setiap harinya.
“Caranya? “Anda kan tidak sendirian. Ada aset dan uang Anda yang bisa dipekerjakan sebagai “pencari nafkah kedua,” ujarnya.
Di mana, Anda bisa mendapatkan penghasilan kedua dari pendapatan sewa properti atau melalui beragam instrumen pasar modal seperti obligasi dengan kupon tetap dan reksadana yang membayarkan dividen reguler.
Anda bisa memilih produk reksadana obligasi yang punya fitur dividen yang sudah ditetapkan di awal, dibagikan setiap bulan seperti Manuife Obligasi Unggulan Kelas A. Dengan fitur ini Anda bisa lebih mudah memperkirakan jumlah penghasilan kedua Anda setiap bulan.
Menurutnya, reksadana adalah alternatif investasi yang menawarkan potensi optimal pada tingkat risiko terkendali. Pasalnya, reksadana merupakan sekumpulan saham, obligasi dan deposito yang diramu dan dikelola hati-hati setiap hari oleh manajer investasi profesional.
Sudah digunakan lebih dari 13 juta investor Indonesia, beberapa reksadana juga memiliki fitur pembagian hasil investasi, atau dividen reguler, yang dapat diandalkan investor sebagai income kedua.
Punya 3+1 tameng finansial memang tidak menjamin hidup Anda berjalan lancar tanpa hambatan, tetapi setidaknya membentengi Anda dari keharusan membanting setir saat terjadi kejutan-kejutan tak menyenangkan dalam hidup. Setelah punya 3+1 tameng finansial, Anda bisa leluasa dan mantap menumbuhkan kekayaan. (Sumber: infobanknews.com)
Editor: Galih Pratama

QRIS Tap Meluncur 14 Maret 2025, Bayar Tinggal Tempel HPJakarta – Bank Indonesia (BI) akan segera meluncurkan layanan transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) tanpa pindai atau QRIS Tap pada 14 Maret 2025. Artinya, masyarakat sebentar lagi bisa melakukan pembayaran cukup menempelkan gawai atau handphone (HP).
READMORE 3 Jurus Ampuh Merancang Keuangan SejahteraJakarta – Dalam merancang keuangan menuju fase sejahtera, setidaknya dibutuhkan 3 ‘jurus’ ampuh yang dilakukan secara bersamaan. Ketiga jurus tersebut terdiri dari asuransi jiwa, asuransi kesehatan, dan dana darurat.
READMORE Salah Kaprah! DPR Bisa Copot di Tengah Jalan Bos BI, OJK, LPS dan Lembaga Negara Lainnya, Sungguh Berbahaya! Oleh: Eko B. Supriyanto, Chairman Infobank Institute
MABUK kekuasaan, hingga tak punya batas lagi. Bahkan, ada yang menyebut kekuasaan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), kini sudah melebihi kekuasaan era Orde Baru. Di tangan DPR segalanya bisa dilakukan. Terbaru, “libido” DPR bisa mencopot di tengah jalan pejabat negara yang sudah dinyatakan lulus fit & proper test, sudah dilantik presiden, sudah disumpah Mahkamah Agung dan bahkan sudah menjabat.
READMORE Tantangan Serius Bank BUMN: Hapus Tagih Kredit Macet UMKMOleh Paul Sutaryono.
MULAI minggu kedua Januari 2025, bank BUMN wajib melakukan hapus tagih kredit macet UMKM sehingga nasabah UMKM bakal bernapas lega. Aturan itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024 tentang Penghapusan Piutang Macet UMKM. Sebelumnya, rencana ini sudah muncul pada era Presiden Jokowi pada November 2023. Namun, hal itu tenggelam oleh pemilihan umum (pemilu) legislatif dan pemilu presiden pada 14 Februari 2024.
READMORE OJK Terbitkan Aturan Baru Soal Rahasia Bank, Ini IsinyaJakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 44 Tahun 2024 (POJK 44/2024) tentang Rahasia Bank sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) untuk mengatur lebih lanjut mengenai Rahasia Bank dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.
READMORE OJK Sebut Sektor Jasa Keuangan Tetap Stabil di 2024, Ini BuktinyaJakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan stabilitas jasa keuangan nasional tetap terjaga sepanjang 2024, meskipun menghadapi dinamika perekonomian global. Hal ini didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas memadai, profil risiko yang terkendali, dan sektor jasa keuangan yang konsisten.
READMORE LPS Catat Tabungan Rp1 Juta-Rp100 Juta Tumbuh 5 PersenJakarta – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat kemampuan masyarakat untuk menabung mengalami peningkatan. Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menyebutkan tabungan masyarakat dengan saldo Rp1 juta-Rp 100 juta tumbuh 5 persen di Desember 2024 secara tahuan (yoy).
READMORE Obral Pengampunan “Dosa” SLIK-OJK untuk Debitur “Hitam” Jangan Sampai Membuang “Sampah” di Buku BankOleh: Eko B. Supriyanto, Chairman Infobank Media Group
PARA debitur yang selama ini “mati perdata” atawa masuk daftar blacklist, kini hidup lagi. Masa lalu yang pernah menunggak kredit dan masuk daftar SLIK-OJK, bisa mendapatkan kredit perumahan. Padahal, selama ini SLIK-OJK menjadi pintu pertama bagi bank untuk memberikan kredit. Jangan sampai “obral” pengampunan “dosa” ini akan menjadi malapetaka bank di masa datang, karena kelakuan buruk debitur di masa lalu menjadikan bank sebagai “sampah” kredit macet.
READMORE CELIOS Beri Evaluasi Penurunan Suku Bunga Pinjol 2025Jakarta – Direktur Ekonomi Digital CELIOS (Center of Economic and Law Studies) Nailul Huda menanggapi sejumlah poin evaluasi terkait penurunan besaran suku bunga pinjaman fintech peer to peer lending (P2P lending) atau pinjaman online (pinjol) per 1 Januari 2025.
READMORE Awal Tahun 2025, BI Pangkas Suku Bunga jadi 5,75 PersenJakarta – Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen, dengan suku bunga Deposit Facility dan suku bunga Lending Facility turun 25 bps menjadi masing-masing sebesar 5,00 persen dan 6,50 persen pada Januari 2025.
READMORE Catatan HUT Ke-46 Infobank: Semoga Tidak Terjebak “Omon-omonomic” Oleh: Eko B. Supriyanto, Chairman Infobank Media Group
PEMERINTAHAN Prabowo Subianto, belum genap 100 hari. Namun beberapa program sudah mulai terlihat, salah satunya program makan bergizi gratis (MBG) sudah berjalan. Namun ada pekerjaan rumah selama hampir 46 tahun perjalanan ekonomi Indonesia, yaitu soal ketimpangan, kebocoran anggaran, korupsi dan pendalaman sektor keuangan yang tak tetap menjadi soal penting yang belum terjawab.
READMORE Begini Prospek Saham Big Banks pada 2025Jakarta – Sektor keuangan, khususnya industri perbankan di tahun ini masih akan dihadapkan oleh sejumlah tantangan. Salah satunya terkait dengan suku bunga acuan The Fed maupun Bank Indonesia (BI).
READMORE BRI Ingatkan Masyarakat Hindari Instalasi APK IlegalJakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali mengingatkan masyarakat akan pentingnya kewaspadaan terhadap ancaman siber yang sering kali dimulai dari pemasangan aplikasi dari sumber yang tidak resmi. Misalnya, pemasangan file APK (Android Package) dari luar Play Store resmi dapat membuka celah bagi serangan malware.
READMORE Laba Bersih BNI Tembus Rp19,81 Triliun Jelang Tutup 2024Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (BNI) mencatat kinerja keuangan yang solid hingga November 2024 dengan mencatatkan laba bersih Rp19,81 triliun. Raihan laba ini meningkat 4,03 persen year on year (yoy) dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp19,04 triliun.
READMORE Kredit BNI Tumbuh 15,6% di Kuartal III 2018BNI mencatat penyaluran kredit kuartal III-2018 sebesar Rp487,04 triliun, tumbuh 15,6 persen atau meningkat Rp65,64 triliun bila dibandingkan dengan penyaluran kredit tahun sebelumnya diperiode yang sama yakni sebesar Rp421,41 triliun.
READMORE Kaum Milenial Mendominasi Pasar ModalOtoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan kaum milenial mulai marak masuk ke pasar modal. Hal ini didukung oleh perkembangan teknologi yang cepat dan tingginya antusias anak muda yang mulai memikirkan masa depan dengan berinvestasi.
READMORE OJK: Gagal Bayar Jiwasraya Sudah BiasaAsuransi Jiwasraya gagal bayar Rp802 miliar atas investasi yang jatuh tempo 10 Oktober 2018. Kesulitan likuiditas ini baru terungkap dari sepucuk surat yang ditujukan kepada bank-bank yang menjual produk JS Proteksi Plan dengan konsep bancassurance. Regulator melihat, tekanan likuiditas yang terjadi di Jiwasraya biasa terjadi, sehingga tak perlu dikhawatirkan.
READMORE BI Kembali Naikkan Suku Bunga 25 bps Menjadi 5,75%Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 26-27 September 2018 memutuskan menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen dengan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility masing-masing 5,0 persen dan 6,5 persen yang berlaku efektif hari ini 27 September 2018.
READMORE Go-Jek Datangkan Capital Inflow Pemerintah memotivasi generasi milenial untuk mendirikan perusahaan rintisan (start up) dengan daya tarik kuat bagi investor seperti dicontohkan GO-JEK di Indonesia.
READMORE