News
Ekosistem jadi Jurus BNI Genjot Pertumbuhan Transaksi Digital
Direktur Digital and Integrated Transaction Banking BNI Hussein Paolo Kartadjoemena, menilai potensi transaksi digital di Indonesia yang terus meningkat harus direspons secara positif.
“BNI tentunya ingin menjadi bagian penting dari tren pertumbuhan yang sedang terjadi ini,” katanya, dikutip Jumat, 10 Januari 2025.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memproyeksikan nilai transaksi ekonomi digital Indonesia akan meningkat hingga 220 sampai 360 miliar dolar AS pada tahun 2030. Pihak OJK menyampaikan hal tersebut berdasarkan data East Ventures Digital Competitiveness Index 2023.
Proyeksi tersebut diperkuat juga dengan data Bank Indonesia yang mengungkap terjadinya pertumbuhan sebesar 34,43 persen year on year (yoy) pada triwulan III 2024 atau tercatat sebanyak 5.666,28 juta untuk transaksi perbankan digital (digital banking).
Data di atas didukung oleh data dari BNI yang membukukan kinerja positif dari transformasi digitalnya pada kuartal III 2024. Transaksi digital banking tumbuh secara signifikan mencapai 1,04 miliar transaksi atau naik 40,9 persen, dengan nilai transaksi yang meningkat 26,2 persen yoy menjadi Rp1.104 triliun.
Dengan besarnya potensi dan tren pertumbuhan transaksi digital yang positif tersebut, Paolo optimis kehadiran solusi BNI Ekosistem ini menjadi sangat strategis dengan berbagai terobosan yang dihadirkan untuk memberikan solusi perbankan end-to-endbagi nasabah BNI.
Paolo menjelaskan bahwa BNI Ekosistem saat ini terdiri dari tiga ekosistem. Ketiganya adalah Campus Financial Ekosistem (CFEST) yang ditujukan sebagai solusi digital di sektor universitas.
Selanjutnya ada Smart Healthcare untuk rumah sakit dan layanan kesehatan, serta Smart Tenant untuk kawasan industri. BNI juga akan terus menyediakan solusi-solusi ekosistem lainnya untuk menjawab kebutuhan nasabah.
Untuk menandai kehadiran BNI Ekosistem ini, telah dilakukan kegiatan penandatanganan kerja sama dengan para mitra strategis yang digelar di Jakarta pada Senin (23/12/2024).
Para mitra tersebut adalah PT Indoglobal Nusa Persada (Pintro), PT Teknologi Kartu Indonesia (TKI), dan PT Rizki Tujuhbelas Kelola (R17). Ketiga mitra itu masuk ke dalam Ekosistem Pendidikan (CFEST).
Mitra berikutnya yang tergabung ke dalam Ekosistem Kesehatan (Smart Healthcare) adalah PT Jasa Medika Transmedic (Jasamedika Transmedic), dan PT Jejaring Tiga Artha (ZiCare).
Lalu, untuk Ekosistem Kawasan (Smart Tenant), mitra yang bekerja sama dengan BNI adalah PT Krakatau Information Technology (KIT) serta PT Realta Chakra Dharma (Realta).
Paolo meyakini BNI Ekosistem bisa menjadi salah satu upaya dalam menjawab kebutuhan-kebutuhan nasabah yang terus bertumbuh.
“Dengan kerja sama ini, kami berharap untuk memperkuat sinergi seluruh pihak demi mendukung pertumbuhan bisnis ke depan, terutama pada sektor pendidikan, kesehatan, dan kawasan industri di Indonesia,” ujarnya.
Respons positif juga disampaikan Direktur Utama PT Indoglobal Nusa Persada (Pintro) Syarif Hidayat. Pihaknya menyambut baik kerja sama dengan BNI ini.
“Kami berharap dapat memainkan peran yang signifikan dalam penciptaan ekosistem berkelanjutan di sektor pendidikan di Indonesia,” katanya.
Sementara itu Chief Business Development Officer Jasamedika Transmedic Theogratia Dinovan mengatakan, adanya kerja sama ini membuat pihaknya lebih optimal dalam menyediakan layanan kesehatan yang lebih efektif dan efisien dalam satu platform.
“BNI mendukung misi kami dalam menyediakan solusi kesehatan yang terintegrasi. Dengan kerja sama ini, kami berharap dapat terus memperluas aksesibilitas di manapun dan kapan pun bagi pasien dan juga tenaga kerja kesehatan,” katanya.
Direktur Utama PT Krakatau Information Technology (KIT) Budi Tjandra Negara berharap dengan adanya kemitraan ini akan bisa mengintegrasikan seluruh jenis layanan yang berhubungan dengan kawasan industri dan pergudangan.
“Bagi kami sinergi dengan BNI Ekosistem ini menjadi hal yang positif,” pungkasnya. (Sumber: infobanknews.com)
Editor: Galih Pratama
OJK Sebut Sektor Jasa Keuangan Tetap Stabil di 2024, Ini BuktinyaJakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan stabilitas jasa keuangan nasional tetap terjaga sepanjang 2024, meskipun menghadapi dinamika perekonomian global. Hal ini didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas memadai, profil risiko yang terkendali, dan sektor jasa keuangan yang konsisten.
READMORE LPS Catat Tabungan Rp1 Juta-Rp100 Juta Tumbuh 5 PersenJakarta – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat kemampuan masyarakat untuk menabung mengalami peningkatan. Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menyebutkan tabungan masyarakat dengan saldo Rp1 juta-Rp 100 juta tumbuh 5 persen di Desember 2024 secara tahuan (yoy).
READMORE Obral Pengampunan “Dosa” SLIK-OJK untuk Debitur “Hitam” Jangan Sampai Membuang “Sampah” di Buku BankOleh: Eko B. Supriyanto, Chairman Infobank Media Group
PARA debitur yang selama ini “mati perdata” atawa masuk daftar blacklist, kini hidup lagi. Masa lalu yang pernah menunggak kredit dan masuk daftar SLIK-OJK, bisa mendapatkan kredit perumahan. Padahal, selama ini SLIK-OJK menjadi pintu pertama bagi bank untuk memberikan kredit. Jangan sampai “obral” pengampunan “dosa” ini akan menjadi malapetaka bank di masa datang, karena kelakuan buruk debitur di masa lalu menjadikan bank sebagai “sampah” kredit macet.
READMORE CELIOS Beri Evaluasi Penurunan Suku Bunga Pinjol 2025Jakarta – Direktur Ekonomi Digital CELIOS (Center of Economic and Law Studies) Nailul Huda menanggapi sejumlah poin evaluasi terkait penurunan besaran suku bunga pinjaman fintech peer to peer lending (P2P lending) atau pinjaman online (pinjol) per 1 Januari 2025.
READMORE Awal Tahun 2025, BI Pangkas Suku Bunga jadi 5,75 PersenJakarta – Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen, dengan suku bunga Deposit Facility dan suku bunga Lending Facility turun 25 bps menjadi masing-masing sebesar 5,00 persen dan 6,50 persen pada Januari 2025.
READMORE Catatan HUT Ke-46 Infobank: Semoga Tidak Terjebak “Omon-omonomic” Oleh: Eko B. Supriyanto, Chairman Infobank Media Group
PEMERINTAHAN Prabowo Subianto, belum genap 100 hari. Namun beberapa program sudah mulai terlihat, salah satunya program makan bergizi gratis (MBG) sudah berjalan. Namun ada pekerjaan rumah selama hampir 46 tahun perjalanan ekonomi Indonesia, yaitu soal ketimpangan, kebocoran anggaran, korupsi dan pendalaman sektor keuangan yang tak tetap menjadi soal penting yang belum terjawab.
READMORE Begini Prospek Saham Big Banks pada 2025Jakarta – Sektor keuangan, khususnya industri perbankan di tahun ini masih akan dihadapkan oleh sejumlah tantangan. Salah satunya terkait dengan suku bunga acuan The Fed maupun Bank Indonesia (BI).
READMORE BRI Ingatkan Masyarakat Hindari Instalasi APK IlegalJakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali mengingatkan masyarakat akan pentingnya kewaspadaan terhadap ancaman siber yang sering kali dimulai dari pemasangan aplikasi dari sumber yang tidak resmi. Misalnya, pemasangan file APK (Android Package) dari luar Play Store resmi dapat membuka celah bagi serangan malware.
READMORE Laba Bersih BNI Tembus Rp19,81 Triliun Jelang Tutup 2024Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (BNI) mencatat kinerja keuangan yang solid hingga November 2024 dengan mencatatkan laba bersih Rp19,81 triliun. Raihan laba ini meningkat 4,03 persen year on year (yoy) dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp19,04 triliun.
READMORE Kredit BNI Tumbuh 15,6% di Kuartal III 2018BNI mencatat penyaluran kredit kuartal III-2018 sebesar Rp487,04 triliun, tumbuh 15,6 persen atau meningkat Rp65,64 triliun bila dibandingkan dengan penyaluran kredit tahun sebelumnya diperiode yang sama yakni sebesar Rp421,41 triliun.
READMORE Kaum Milenial Mendominasi Pasar ModalOtoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan kaum milenial mulai marak masuk ke pasar modal. Hal ini didukung oleh perkembangan teknologi yang cepat dan tingginya antusias anak muda yang mulai memikirkan masa depan dengan berinvestasi.
READMORE OJK: Gagal Bayar Jiwasraya Sudah BiasaAsuransi Jiwasraya gagal bayar Rp802 miliar atas investasi yang jatuh tempo 10 Oktober 2018. Kesulitan likuiditas ini baru terungkap dari sepucuk surat yang ditujukan kepada bank-bank yang menjual produk JS Proteksi Plan dengan konsep bancassurance. Regulator melihat, tekanan likuiditas yang terjadi di Jiwasraya biasa terjadi, sehingga tak perlu dikhawatirkan.
READMORE BI Kembali Naikkan Suku Bunga 25 bps Menjadi 5,75%Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 26-27 September 2018 memutuskan menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen dengan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility masing-masing 5,0 persen dan 6,5 persen yang berlaku efektif hari ini 27 September 2018.
READMORE Go-Jek Datangkan Capital Inflow Pemerintah memotivasi generasi milenial untuk mendirikan perusahaan rintisan (start up) dengan daya tarik kuat bagi investor seperti dicontohkan GO-JEK di Indonesia.
READMORE