a a a a a a
ONLINE TRAINING Page:14 | Infobank Insitute
logo
ss

ONLINE TRAINING

Home /
,
Metode Stress Testing untuk Mengukur Risiko Pasar, Likuiditas, dan Kredit
Stress Testing saat ini menjadi salah satu alat ukur yang mampu menakar sejauh mana kesiapan industri keuangan di masa yang akan datang dengan menggunakan skenario ekstrim.

Menyadari begitu pentingnya stress testing untuk mengukur ketahanan terhadap krisis, Infobank Institute bermaksud mengundang Bapak/Ibu dalam kegiatan 2 (Two) Days Online Training ” Metode Stress Testing untuk Mengukur Risiko Pasar, Likuiditas, dan Kredit”.
,
CORPORATE CREDIT & LOAN SYNDICATION
Diperlukan seorang credit analyst yang mengetahui proses perjalanan analisa kredit yang benar dan sesuai dengan tata cara yang sudah diatur. Credit Analyst yang kompeten akan mendukung keberlangsungan pemberian pinjaman dan dapat menjamin apa saja yang akan ditanggung sertra di dapatkan oleh bank atau Lembaga Keuangan di kemudian hari.
,
GOOD COLLECTOR GOOD DEAL: NEGOTIATION SKILLS SPECIALY FOR COLLECTOR
Proses penagihan hutang (debt collection) pada saat ini bukan hanya tugas staf atau team Collection. Dengan situasi dan kondisi ekonomi saat ini, staf operasional atau staf keuangan juga dihadapkan dengan tugas ini. Dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan ini, yang dilakukan bukan hanya sekedar menghubungi nasabah melalui telepon. Tidak seorang pun akan menganggap serius seorang staf/kolektor yang tidak siap, ragu-ragu atau terintimidasi pada saat melakukan pekerjaan ini.

Untuk alasan ini, perlu untuk terus ditingkatkan kemampuan Collection untuk dapat mencapai target Collection. Pelatihan NEGOTIATION SKILLS SPECIALY FOR COLLECTOR ini akan dibawakan oleh spesialis Collection yang berpengalaman, dan akan membekali Anda dengan strategi penagihan hutang yang tepat dan tetap mempertahankan hubungan baik dengan nasabah. Dalam pelatihan ini akan di bahas konsep dan teknik yang dapat digunakan untuk memaksimalkan kinerja Collection.
,
DAMPAK STIMULUS EKONOMI AKIBAT COVID-19 DALAM PERHITUNGAN PENCADANGAN KREDIT SESUAI PSAK 71/IFRS9
Tujuan Pelatihan
1. Workshop ini akan mengungkapkan perbedaan prinsip dan konsep PSAK 71 (IFRS 9) dengan prinsip PSAK 55
2. Untuk membahas secara detail Pengakuan, Pengukuran, Penyajian dan Pengungkapan financial instrument sehingga dapat mencerminkan informasi yang lebih relevan dan handal sesuai dengan IFRS 9 (PSAK 71)
3. Memberikan pengetahuan yang up to date bagi peserta agar akuntansi financial intrumen yang selama ini dianggap sangat sulit dapat dipahami dengan baik. Juga akan mengetahui bagaimana praktek akuntansi yang dituntut oleh regulator
4. Peserta memahami dampak PSAK 71 dan menerapkannya dalam hal pembuatan laporan keuangan di perusahaannya.
,
ASPEK LEGAL KEPAILITAN DAN PKPU: Pembahasan Komprehensif Credit Recovery Management
Tujuan Pelatihan

Dengan mengikuti training ini peserta diharapkan dapat:
· memahami aspek hukum untuk Kepailitan khususnya yang berkaitan dengan legalitas kredit, pengikatan jaminan kredit dan penyelesaian kredit. Termasuk risiko hukum baik dari segi pidana maupun perdata.
· Memberikan panduan yang jelas kepada peserta pelatihan bagaimana melakukan tahap-tahap proses Kepailitan.
· Memberikan panduan yang lebih jelas dan terperinci bagaimana menyusun program manajemen penyelesaian perkreditan yang baik, sesuai dan memberikan keuntungan maksimal bagi perus-ahaan.
,
ANALISA MARKETABILITY DAN ASSESMENT AGUNAN KREDIT PERBANKAN
Dalam memberikan kredit kepada calon debitur, bank mempersyaratkan adanya agunan/jaminan kredit yang diserahkan oleh calon debitur kepada bank sebagai second way out. Jaminan kredit tersebut biasanya berupa aset tetap, baik berupa rumah tinggal, ruko, rukan, mesin dan peralatan, gedung, dan aset-aset lainnya. Petugas bank harus mampu melakukan penilaian wajar atas aset yang diserahkan oleh calon debitur tersebut ataupun mampu memberikan opini atas kewajaran penilaian yang dilakukan oleh Penilai (Appraiser) pihak ketiga yang ditunjuk, sehingga bank dapat menyimpulkan kecukupan dan marketabilitas jaminan yang diserahkan.
,
PSAK 71, PSAK 72, PSAK 73: Implementasi Terhadap Laba, Laporan Keuangan dan Aspek Perpajakan
PSAK 71 memperkenalkan metode kerugian kredit ekspektasian dalam mengukur kerugian instrumen keuangan akibat penurunan nilai instrumen keuangan. PSAK 71 ini mensyaratkan pengakuan segera atas dampak perubahan kerugian kredit ekspektasian setelah pengakuan awal aset keuangan.

Seiring penyempurnaan yang akan dilakukan saat ini maka terdapat 2 PSAK yang harus diterapkan, di antaranya adalah PSAK 72 tentang akuntansi pendapatan dan PSAK 73 tentang akuntansi sewa. Terbitnya PSAK 72 otomatis mencabut 3 PSAK dan 3 ISAK. Penerbitan ini juga menghadapkan lembaga keuangan melakukan penyempurnaan dan perubahan yang signifikan dalam pengakuan pendapatan dan biaya, yang kemudian bermuara pada tata cara penyajian laporan keuangan dan perlakuan perpajakan yang benar.
,
Teknik Penyusunan Kebijakan dan Prosedur Risiko Operation sesuai Ketentuan Regulator
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18/ POJK.03/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum (Pasal 20 ayat 1) menyatakan bahwa ”Bank wajib memiliki kebijakan dan prosedur secara tertulis untuk mengelola risiko yang melekat pada produk dan aktivitas baru Bank”. Kebijakan dan prosedur tersebut merupakan pedoman bagi seluruh unit dalam melaksanakan produk dan aktivitas serta menjadi tolok ukur bagi Internal Audit dalam melakukan pemeriksaan.

Dalam implementasinya, banyak ditemui kesalahan dalam penyusunan kebijakan dan prosedur pelaksanaan yang dibutuhkan. Kesalahan tersebut terjadi karena belum tersedianya ’policy governance’ serta kurangnya pemahaman atas hal-hal yang perlu diatur dalam kebijakan dan prosedur pelaksanaan.
,
Mitigasi Risiko Collection dalam Menghadapi Perpanjangan Restrukturisasi Kredit 2023
OJK akhirnya resmi memperpanjang kebijakan restrukturisasi kredit hingga 2023 yang sebelumnya hanya sampai Maret 2022. Peresmian ini seiring dengan diterbitkannya POJK No 48/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebagai kebijakan Countercylical Dampak Penyebaran Covid-19. Tentu saja hal ini berdampak pada performance divisi collection seluruh institusi lembaga keuangan di Indonesia yang selama pandemic year ini menjadi divisi yang vital dan strategic dalam menentukan kelangsungan usaha di jangka panjang.