a a a a a a
logo

News

Deflasi Dua Bulan Beruntun Sinyal Daya Beli Masyarakat Loyo? Begini Penjelasan BI
06
Mar

Deflasi Dua Bulan Beruntun Sinyal Daya Beli Masyarakat Loyo? Begini Penjelasan BI

Jakarta – Bank Indonesia (BI) menyatakan deflasi yang terjadi selama dua bulan berturut-turut di Januari dan Februari 2025 tidak ada kaitannya dengan melemahnya daya beli masyarakat.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya menjelaskan bahwa untuk menentukan melemah atau tidaknya daya beli masyarakat akan terlihat dari inflasi inti. Pasalnya, inflasi inti mencerminkan interaksi antara penawaran dan permintaan.

“Lazimnya yang kita gunakan untuk melihat deflasi itu adalah representasinya inflasi inti, karena yang lebih mencerminkan interaksi antara penawaran dan permintaan,” kata Juli dalam Taklimat Media, Kamis, 6 Maret 2025.

Seperti diketahui, inflasi inti pada Februari 2025 berada di kisaran 2,48 persen year on year (yoy). Juli mengatakan, angka tersebut masih tergolong rendah dan stabil.

Selain itu, pertumbuhan konsumsi rumah tangga di keseluruhan tahun 2024 sebesar 4,94 persen yang mencerminkan daya beli masyarakat masih positif.

“Sebenarnya menurut kami ini masih cukup baik, terkait dengan pertumbuhan ekonomi dan yang terkait dengan konsumsi rumah tangga,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada Januari 2025 terjadi deflasi sebesar 0,76 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).

Sedangkan, pada Februari 2025 terjadi deflasi sebesar 0,48 persen mtm. Deflasi dua bulan berturut-turut tersebut utamanya didorong oleh adanya diskon tarif listrik yang diberikan oleh pemerintah. (Sumber: infobanknews.com)

Editor: Galih Pratama
News Deflasi Dua Bulan Beruntun Sinyal Daya Beli Masyarakat Loyo? Begini Penjelasan BI