Jakarta – Rupiah diperkirakan masih berpotensi melemah terhadap dolar AS, meski mata uang ekonomi terbesar tersebut mengalami pelemahan akibat penundaan tarif Presiden Donald Trump.
Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra menjelaskan bahwa sikap Trump yang menunda sebagian kenaikan tarif untuk produk dari Meksiko dan Kanada hingga 2 April, ikut mendorong pelemahan dolar AS.
“Di samping kekhawatiran pelambatan ekonomi AS akibat kenaikan tarif barang impor negara tertentu,” kata Ariston, Jumat 7 Maret 2025.
Adapun Indeks dolar AS (DXY) masih berada di level 104, bahkan sempat ke kisaran 103,7 pada perdagangan kemarin.
Di sisi lain, tambah Ariston, isu kenaikan tarif yang berpotensi melambatkan pertumbuhan ekonomi global masih menjadi sentimen negatif bagi pergerakan harga aset berisiko.
“Isu kenaikan tarif yang bakal melambatkan pertumbuhan ekonomi global masih menjadi isu negatif untuk pergerakan harga aset berisiko,” ujarnya,
Ariston memperkirakan rupiah akan berada di kisaran Rp16.360-Rp16.380 per dolar AS hari ini.
“Oleh karena itu, setelah konsolidasi di area support kemarin di sekitar Rp16.260-Rp16.280, ada peluang rupiah melemah ke arah Rp16.360-Rp16.380 hari ini,” pungkasnya. (Sumber: infobanknews.com)