a a a a a a
logo
ss

ONLINE TRAINING

Home /
,
CHANGE MANAGEMENT IN DISRUPTION ERA: Getting Benefit Of Change Management To Achieve Succes
Saat ini dunia mulai memasuki era industri 4.0, yang salah satu dampaknya adalah munculnya era
disruption yang memaksa banyak perusahaan untuk dapat berubah cepat apabila tidak ingin
tenggelam oleh perkembangan jaman. Dalam dunia bisnis perubahan terjadi begitu cepat. Lawanlawan yang tidak kelihatan bermunculan menjadi kompetitor yang dengan teknologi canggihnya bisa
menggerus bisnis yang telah lama berdiri. Tanpa adanya inovasi dan perubahan yang hanya melakukan
hal yang sama secara berulang-ulang, maka akan luluh lantah dimakan perkembangan teknologi yang
modern. Oleh karena itulah setiap perusahaan harus berusaha menghadapi Lawan-lawan Tak
Kelihatan dalam Peradaban digital ini dengan melakukan cara dan metode baru, karena sekarang
persaingan bukan produk lawan produk, tetapi business model dengan business model. Oleh karena
itulah, pelatihan Change Management In Disruption Era sangat penting untuk diikuti.
,
One Day Workshop : DIGITAL BANKING as a Solution in Digital Era 4.0 & Millenial Customer
Digital Banking merupakan pilar terbaru dari sebuah organisasi untuk mempermudah nasabah dalam bertransaksi. Terlebih lagi dengan adanya revolusi industri 4.0 dan keberadaan generasi millennial saat ini, perbankan mengahadapi kondisi perubahan segmen, dimana perbankan tidak bisa terlepas dari pemanfaatan kemajuan teknologi digital, yang juga dikarenakan persaingan yang semakin ketat, dan adanya perubahan perilaku pembelian konsumen/nasabah, yang kesemuanya mengarah pada pemikiran bagaimana agar produk yang dihasilkan dan dipasarkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan baik dan menghasilkan keuntungan bagi perbankan.
,
SMART of CONFLICT and STRESS MANAGEMENT PROGRAM
Masalah yang paling umum yang dihadapi adalah terjadinya conflict, dimana mereka bereaksi terhadap tekanan, alih-alih bersikap proaktif dan bekerja menuju tujuan jangka panjang. Conflict management yang berhasil telah terbukti dapat meningkatkan kinerja individu maupun kelompok. Konflik tidak perlu dihindari tetapi perlu dicari solusinya. Oleh karena itu, diperlukan sikap asertif dalam berkomunikasi di tempat kerja. Dengan mengetahui penyebab terjadinya konflik dan mencoba mengatasinya, maka lambat laun produktivitas yang tadinya menurun dapat ditingkatkan kembali. Perubahan perilaku terutama dalam merespon terhadap pressure yang terjadi di tempat kerja akan mampu mereduksi konflik dan stres. Begitupun juga dengan kemampuan komunikasi dan interpersonal yang baik akan mampu mengatasi stres dan mendorong terjadinya konflik yang konstruktif.
,
Workshop Effective DIGITAL MARKETING & Social Media Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 di Perbankan
Kemampuan dalam mengenal pelanggan atau konsumen telah diyakini sejak lama sebagai modal utama untuk mendapatkan hasil pemasaran yang baik. Kemampuan ini pun semakin dibutuhkan seiring dengan berkembangnya teknologi media digital di setiap lini kehidupan.

Terlebih di era ekonomi digital pada Revolusi Industri 4.0 di Bidang Perbankan yang berlangsung saat ini, dimana telah terjadinya perubahan perilaku pembelian konsumen, yang kesemuanya berakhir pada pemikiran bagaimana agar produk yang dihasilkan dapat terjual dengan baik dan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
,
COMPLAIN MANAGEMENT Teknik Bernegosiasi Menangani Complain Menjadi Opportunity
Pelatihan ini yang tidak hanya berorientasi pada peningkatan pengetahuan, tapi juga mendukung transformasi yang dibutuhkan peserta. Materi yang disampaikan salah satu yang sangat dibutuhkan saat ini baik oleh kalangan perbankan, leasing, finance, pegadaian serta unit usaha lain yang membutuhkan penanganan complain nasabah/customernya serta bernegosiasi agar complain tersebut menjadi kesempatan bisnis baru.
,
ASPEK LEGAL DAN KEPAILITAN DI PERBANKAN: Studi Kasus Kredit Macet di Sektor Korporasi
Rabu, 20 April 2022
Pukul. 09.00 – 15.00 WIB
,
Teknik Penyusunan Kertas Kerja Analisa Agunan Kredit Perbankan beserta Mitigasi Risikonya
Dalam memberikan kredit kepada calon debitur, bank mempersyaratkan adanya agunan/jaminan kredit yang diserahkan oleh calon debitur kepada bank sebagai second way out. Jaminan kredit tersebut biasanya berupa aset tetap, baik berupa rumah tinggal, ruko, rukan, mesin dan peralatan, gedung, dan aset-aset lainnya. Petugas bank harus mampu melakukan penilaian wajar atas aset yang diserahkan oleh calon debitur tersebut ataupun mampu memberikan opini atas kewajaran penilaian yang dilakukan oleh Penilai (Appraiser) pihak ketiga yang ditunjuk, sehingga bank dapat menyimpulkan kecukupan dan marketabilitas jaminan yang diserahkan.
,
Implementasi Environmental Social Governance (ESG) Pada Perusahaan Keuangan dan Perbankan
Environmental Social Governance (selanjutnya disebut ESG) merupakan salah satu kriteria yang saat ini sudah banyak diterapkan oleh beberapa perusahaan keuangan maupun perbankan. Konsep, standar dan
kriteria ESG semakin populer digunakan oleh para penanam modal (investor) tingkat global maupun regional, dan juga di tingkat nasional dengan diperkenalkannya Keuangan Berkelanjutan (Sustainable Finance) bagi industri perbankan. Kriteria ESG sudah menjadi pertimbangan dasar bagi investor dalam pengambilan keputusan apakah akan berinvestasi atau tidak dalam bisnis atau perusahaan tertentu. Istilah ESG terkadang disampaikan dalam istilah lain yang bermakna sama diantaranya:
• Environmental, Social and Corporate Governance (ESCG);
• Responsible Business Conduct (RBC);
• Co-Shared Value (CSV)
Sejalan dengan hal di atas, beberapa istilah berbeda juga digunakan sebagai padanan untuk istilah ‘investasi berbasis ESG’ (ESG Investing), diantaranya: ‘Investasi Berkelanjutan’ (Sustainable Investing), ‘Investasi yang Bertanggung Jawab’ (Responsible Investing), atau ‘Investasi dengan PertanggungJawaban Sosial’ (Socially Responsible Investing)’. ESG merujuk pada tiga faktor sentral pengukuran dampak keberlanjutan dan etis dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi pada bisnis atau perusahaan tertentu. Ketiga faktor tersebut adalah: Lingkungan, Sosial dan Governansi atau Tatakelola. Investor umumnya menggunakan kriteria untuk ketiga faktor di atas dalam pertimbangan mereka untuk memilih dan memilah investasi mana yang akan mereka ambil:
1. Kriteria Lingkungan: Investor mempertimbangkan bagaimana perusahaan berkinerja dengan cara ramah lingkungan.
2. Kriteria Sosial: Investor mempertimbangkan bagaimana perusahaan mengelola hubungan kerja dengan para karyawan, pemasok, pelanggan, dan komunitas di mana mereka beroperasi.
3. Kriteria Governansi atau Tatakelola: Investor mempertimbangkan bagaimana perusahaan membangun kepemimpinan yang mampu menjalankan prinsip tatakelola yang baik dan terlihat dalam struktur direksi dan dewan komisaris, sistem remunerasi direksi dan manajemen senior, sistem audit, pengendalian internal, dan perlindungan hak pemegang saham baik mayoritas maupun minoritas. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, sistem lembaga keuangan ramah lingkungan adalah sistem Lembaga keuangan yang menerapkan persyaratan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam kebijakan pembiayaan dan praktik sistem lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non-bank.

Sementara itu, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik menjelaskan bahwa keuangan berkelanjutan adalah dukungan menyeluruh dari sektor jasa keuangan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan menyelaraskan kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.
,
Copywriting: Teknik Membangun Kapasitas Menulis
Di era bisnis yang serba cepat ini, kita semua dituntut untuk mampu menulis secara efektif dan cepat dikarenakan dinamika lalu lintas Informasi yang semakin cepat berubah. Di sisi lain, pembaca atau publik juga dibombardir oleh berbagai tulisan yang seringkali conflicting dan semakin minimnya waktu yang tersedia untuk mencermati tulisan secara menyeluruh. Pelatihan ini akan menyajikan Teknik untuk Membangun kapasitas menulis copywriting yang mencakup aspek teknis strategis serta sumberdaya yang diperlukan guna meningkatkan ketrampilan written communication khususnya copywriting bagi peserta, sehingga diharapkan mampu menulis beragam bentuk atau format tulisan secara efektif kepada pembacanya.
Dalam pelatihan ini akan dibahas aturan dasar dari penulisan, bagaimana membuat konsep dan point utama, penyempurnaan style dan content dilanjutkan melakukan proses editing dan proofreading serta menulis secara profesional dalam lingkup korporat.
,
Digital Business Modelling Toward Bank 4.0: Pemodelan Bisnis untuk Mengembangkan Ide Inovasi di Bidang Keuangan
Mengembangkan ide inovasi model bisnis bukan semata-semata sebuah seni, namun juga merupakan sebuah pengetahuan yang dapat dimodelkan. Perlu untuk diketahui bahwa dalam proses pengembangan produk perlu dilakukan pertanyaan introspektif sebagai berikut:
 Apakah personal/organisasi yang bertanggung jawab mampu mengidentifikasi peluang-peluang bisnis yang ada?
 Apakah personal/organisasi yang bertanggung jawab mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada untuk meningkatkan profit organisasi?
 Apakah personal/organisasi yang bertanggung jawab mampu menyusun model bisnis yang menghasilkan profit bagi organisasi?
Pelatihan ini didesain untuk menjawab pertanyaan di atas dan ditujukan kepada seluruh lini pengembangan produk dan layanan perusahaan termasuk unit pendukungnya (risk management, compliance management, dan legal officer).
,
Cybersecurity in Banking Industry: Mitigating Cyber Attacks and Data Leaks
Keamanan siber bukanlah istilah baru di industri keuangan. Lembaga perbankan telah menggunakannya untuk melindungi sistem, data, dan transaksi untuk menghindari penipuan dan pencurian identitas.
,
Verifikasi Data Laporan SLIK dan Mitigasi Penyalahgunaan Informasi (sesuai POJK No. 64/POJK.03/2020)
Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) resmi menggantikan fungsi Sistem Informasi Debitur (SID) yang selama ini dikelola oleh Bank Indonesia (BI). SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan) merupakan penyempurnaan pelaporan SID dengan cakupan pelaporan yang lebih luas, dimana layanan informasi debitur yang diberikan mencakup Data Debitur, Data Fasilitas, Data Agunan, Data Penjamin, Data Pengurus, Data Laporan Keuangan yang dilaporkan semua Lembaga Jasa Keuangan (LJK).
,
Penerapan Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) sesuai Ketentuan Regulator
Dewasa ini, Keuangan Keberlanjutan menjadi topik paling krusial di kalangan pelaku industri keuangan. Seluruh penyedia jasa keuangan dituntut untuk mampu mengintrodusir konsep Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (LST) ke dalam operasional bisnisnya. Namun banyak pihak belum memiliki pemahaman yang utuh tentang apa itu prinsip Keuangan Keberlanjutan dan dampaknya bagi kelangsungan bisnis perbankan. Belum lagi berbicara mengenai berbagai kewajiban pelaporan yang diharuskan oleh pihak otoritas, diantaranya adalah Laporan Keberlanjutan (Sustainibility Report) yang perlu disusun tidak hanya mengacu pada best practice sesuai Standar GRI, melainkan juga sesuai dengan kaidah yang ditetapkan OJK sebagaimana diatur dalam POJK 51/POJK.03/2017.
,
Optimalisasi Peran Internal Auditor dalam Melakukan Audit Berbasis Risiko
Melakukan fungsi audit tidak hanya cukup berbekal pengetahuan dasar audit, akan tetapi terdapat beberapa hal penting yang perlu diketahui dan didalami oleh auditor agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Dalam menjalankan rolenya di perusahaan, divisi Audit mutlak harus mempunyai pemahaman dan pengertian yang menyeluruh atas konsep Audit sehingga dapat menjalankan benchmark yang dipunyai perusahaan serta melakukan monitoring agar tidak melenceng dari yang ditetapkan oleh management dan shareholder.
,
Cash Flow and Treasury Management
Treasury bagi lembaga keuangan mempunyai peranan yang sangat penting karena fungsinya sebagai pengelola likuiditas, suku bunga dan nilai tukar sehingga dapat memaksimalkan pendapatan, meminimalkan biaya serta mengontrol dan menata pada tingkat yang aman. Para pengelolanya dituntut untuk selalu melaksanakan pasar finansial yang semakin canggih dan berkembang pesat.

Kompetensi cash management telah menjadi kata kunci bisnis saat ini. Kesalahan mengelola kas khususnya dan instrument likuid korporat umumnya telah menyebabkan banyak perusahaan tidak likuid dan akhirnya merugi. Keberhasilan mengelola cash flow dan treasury management sangat ditentukan oleh kecakapan para manajer dan staf yang terkait dengan proses dan aktivitas finance, audit, marketing, HRD, operation, accounting serta budget. Jadi penyebab masalah bukan hanya karena kelemahan finance and accounting, tetapi multi dimensi.