Kegiatan pada program ini mengacu pada lokakarya dan atau seminar yang diadakan berdasarkan jadwal tertentu yang bisa menyesuaikan. Jadwal dan program disesuaikan dengan kebutuhan industri keuangan dan perbankan sehingga memiliki perspektif yang sama, baik yang sifatnya technical skill maupun soft skill.
Saat tingkat inflasi naik, ekspektasi investor terhadap suku bunga biasanya akan cenderung naik sehingga membuat harga dari obligasi menjadi turun. Penurunan nilai surat berharga secara keseluruhan akan mempengaruhi nilai dari suatu perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu melakukan penilaian terhadap aset termasuk surat berharga yang dimilikinya agar dapat mengetahui harga wajarnya sesuai dengan kondisi terkini.
Salah satu tahapan penting dalam siklus pengelolaan sumber daya manusia dalam suatu Perusahaan adalah proses pengembangan pegawai. Hal itu menjadi kian diperhatikan saat ini karena alasan tertinggi mengapa Gen Y & Gen Z meninggalkan perusahaan adalah minim dan tidak menariknya program pengembangan yang diberikan kepada mereka. Para praktisi pembelajaran korporasi harus mulai bisa merubah cara mendesain program yang ada selama ini.
Capital Expenditure adalah alokasi uang yang direncanakan (dalam anggaran) untuk memperoleh aset tetap yang memiliki masa manfaat ekonomi lebih dari satu periode akuntansi, seperti gudang atau tanah, yang akan menjadi aset perusahaan. Aset-aset modal tersebut memiliki umur manfaat yang panjang dan berpengaruh pada peningkatan kapasitas produksi bisnis.
Saat ini dengan hangatnya isu perubahan iklim yang memiliki efek berkelanjutan pada setiap sektor, mulai dari lingkungan (Environment), sosial (Social), dan tata kelola bisnis (Governance), merubah lanskap investasi dan finansial di dunia (termasuk Indonesia).
Kreditur harus mampu mengetahui bagaimana menginterpretasikan angka-angka pada laporan keuangan sebagai kunci yang dapat digunakan untuk mengelola keuangan perusahaan atau portofolio pinjaman sendiri secara lebih efektif.
Melonjaknya tingkat Non-Performing Loan (NPL) mengharuskan bank dan lembaga keuangan pada umumnya, untuk terus memacu pertumbuhan kredit guna menjaga angka kredit macet dibawah 5% sebagaimana ditentukan regulator. Namun persaingan untuk mendapatkan debitur potensial yang "sehat" juga relatif ketat.
Mengingat kondisi ekonomi dunia yang masih belum stabil yang mengakibatkan banyak sektor industri terkena imbasnya termasuk sektor industri perhotelan dan pariwisata. Hal ini harus diantisipasi dengan baik oleh bank didalam menyalurkan kredit kepada para calon debitur di sektor industri ini. Harapannya bank dapat menjaga NPL-nya ditingkat yang rendah dan portfolio nasabah yang dimiliki bank adalah nasabah dengan tingkat kolektibilitas yang baik.